Selasa, 28 Juli 2015

2.Teori Konseling Psikoanalisa




Banyak ragam definisi yang merujuk kepada pengertian psikologi sebagai ilmu jiwa yang menekankan perhatian studinya pada manusia, terutama pada perilaku manusia (human behavior or action). Hal ini dapat dipahami oleh sebab perilaku merupakan fenomena yang dapat diamati dan tidak abstrak. Sedang jiwa merupakan sisi dalam (inner side) manusia yang tidak teramati tetapi penampakannya tercermati dan tertangkap oleh indera, yaitu lewat perilaku. (Siswantoro, 2003 ; 26).
Perilaku manusia sangat beragam, tetapi memiliki pola atau keterulangan jikan diamati secara cermat. Pola atau keterulangan inilah yang ditangkap sebagai fenomena dan seterusnya diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu. Sebagai misal, perilaku yangberhubungan fenomena frustasi atau kecemasan (anxienty). Pemahaman fenomena kejiwaan tersebut dapat dilakukan lewat perilaku seperti apa yang diucapkan dan diperbuat penanggung frustasi dan anxienty. Ucapan dan perbuatan tadi menjadi bahan observasi dan seterusnya diidentifikasi sebagai kategori : repression, aggression, projection atau kategori lain. Demikian pula perilaku seseorang yang menanggung gejala jiwa tak normal (abnormal) dapat dipilah-pilah ke dalam kategori hysteria, fobia, depresi dan lain-lain.


PEMBAHASAN
A.Konsep Dasar dan Definisi Psikoanalisa.
1. Hakikat manusia
Freud berpendapat bahwa manusia berdasar pada sifat-sifat Anti Rasionalisme, Rene Descartes adalah tokoh yang pertama kali meletakkan dasar teori rasional dalam wacana filsafat Modern, terutama pada kesadaran budi (akal/rasio) sebagai upaya pencapaian kebenaran (antoposentris). Menurutnya, rasio menjadi sumber dan pangkal segala pengertian, sedangkan budi memegang pimpinan dalam segala pengertian. Yang termasuk ke dalam hakikat manusia antara lain:
 Pandangan tentang manusia
·         Manusia cenderung pesimistik, deterministik, mekanistik dan reduksionistik.
·         Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya.
·         Tingkah laku manusia
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting-instingnya,
dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan ditentutkan oleh faktor-faltor interpersonal dan intrapsikis.
1.                  Pandangan tentang Kepribadian
2.                  Tingkatan Kesadaran.
3.                  tingkatan yang memiliki fungsi mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar.
4.                  Kesadaran ini memiliki ruang yang terbatas dan tampak pada saat individu menyadari berbagai stumulus yang ada disekitarnya.
5.                  Tingkatan kesadaran yang menyimpoan ide, ingatan, dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ke tingkat kesadaran.
6.                  Bukan merupakan bagian dari tingkat kesadaran, tetapi merupakan tingkatan lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyedari sesuatu  Ketidaksadaran. 
7.                  Tingkatan dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam ketidaksadaran.
8.                  Tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di tingkat ketidaksadaran ini.
9.                  Struktur Kepribadian.
 

Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Selain itu, psikoanalisis tidak lahir dari penelitian akademis, sebagaimana sistem-sistem lain, namun merupakan produk konsekuensi terapan praktik klinis.
Penyusunan obeservasi yang dilakukan freud bertujuan untuk menyusun berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan. Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan.
Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya teruju kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis dahulu lahir bukan dari psikologi melainkan dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa.
Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalam terhadap dorongan-dorongan tersebut. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik, dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara mendalan terhadap dorongan-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional dan tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling dasar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah kepada pencapaian kesenangan.
Menurut Freud teori kepribadian menyangkut 3 hal : 
1.    Struktur kepribadian yang terdiri dari tiga sistem, yaitu :
v  Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli.
v  Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan.
v  Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisiona serta cita-cita masyarakt yang ada di dalam kepribadian individu.
2.    Dinamika kepribadian
Terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu disitribusikan serta digunkan oleh id, ego, dan super ego. Biasanya ada struktur imajinasi yang berkaitan dengan dinamika kepribadian, adanya relasi antara hubungan eksternal dan internal yaitu ;
v  Faktor keluarga dan lingkungan
v  Budaya
v  Financial
v  Agama
v  Dan faktor lainnya
3.      Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu menurutr Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
A.       Teknik-Teknik Konseling Psikoanalisa
Psikoanalisa disamping sebagai teori kepribadian, dapat pula berfungsi sebagai teknik analisa kepribadian. Untuk dapat menerangkan suatu gejala psikoneurose misalnya, agar dapat diusahakan penyembuhan terhadap penderita yang bersangkutan maka perlu di analisa terlebih dahulu kepribadian penderita yang bersangkutan. Dalam analisa ini umumnya dipergunakan 2 cara pendekatan, yaitu pertama-pertama melihat dinamika dari dorongan-dorongan primitif (khususnya libido).
Teknik-teknik yang dipergunakan dalam menganalisa kepribadian selanjutnya dipergunakan juga sekaligus sebagai teknik psikoterapi karena pada prinsipnya psikoanalisa mengakui bahwa kalau faktor penyebab yang tersembunyi didalam ketidaksadaran sudah bisa diketahui dan dibawah ke kesadaran maka penderita dengan sendirinya akan sembuh. Sebagai seorang murid Charcot, Freud masih berpedirian sama dengan Charcot, yaitu bahwa penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.
Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut
1.        Asosiasi bebas
Teknik pokok dalam terapai psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadaranya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah metode pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu, klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
2.        Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
Rambu-rambu Interpretasi :
  • Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yg disadari klien.
  • Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional klien).
  • Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emo-si atau konflik.
3.        Analisis mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan, menurut kami(pemakalah)”aspek yang membuat klaen mimpi itu dikarnakan adanya system imunitas pencernaan otak yang membuat orang itu bermimpi dan bias saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga terkontaminasi oleh masalah-masalah pribadinyea sehingga terbawa mimpi”.
4.        Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi (pemindahan).Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun.
Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut :
·         Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang.
·         Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang diperta-hankan hingga sekarang dan menghambat perkembangan emosinya.
5.        Analisis dan interpretasi resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
B.            Proses Konseling Psikoanalisa
Tujuan konseling adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.
Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap anonim(tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukan perasaan dan pengalamanya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaanya kepada konselor. Konselor terutama berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribdi yang lebih efektif, dalam menghadapi kecemasan melaui cara-cara realistis. Pertama-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah pempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimapan dalam ketidaksadaran.
Tujuan konseling psikoanalitik adalah :
  1. Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
  2. Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
  3. Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
  4. Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisia.
  5. Konselor harus membangun hubungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
  6. Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
  7. Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
  8. Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
  9. “dan klien memberikan hasil lintasan imajinasi yang terungkap, sehingga dapat di asosiasikan dalam pisikoanalitik ini, dan biasanyea”,menurut penulis.
Sumbangan utama teori psikoanalisa dalam praktek koseling sangat bermamfaat, terutama dalam pemahaman individu yang bermasalah. Psikoanalisa yang merupakan teori utama Sigmund Freud, adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang manusia, dan metode konseling dan psikoterapi.
Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktek psikoanalisa adalah:
1.           Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada penanggulangan penderitaan manusia/sifat yang bermasalah.
2.           Tingkah laku di ketahui sering ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar.
3.           Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian dimasa dewasa.
4.           Teori psikoanalisa menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan dengan mengandalkan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan kecemasan.
5.           Pendekatan psikonalisia telah memberikan cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, transferensi-transferensi.
Konsep utama dari teori psikoanalisa diatas sangat membantu menangani individu-individu yang bermasalah dalam praktek konseling. Ini karena konsep teori psikoanalisa berasal dari analisis perilaku yang abnormal, sehingga sangat cocok memilih pendekatan psikoanalisa untuk menangani perilaku yang bermasalah dalam praktek konseling.


KASUS PSIKOANALISIS

Pada suatu ketika, Wagiman berjalan-jalan disekitar lingkungan sekolah. Tiba-tiba, ia melihat pacarnya sedang berduaan dengan lelaki lain. Melihat kejadian itu, ia langsung murka. Tidak sengaja, ia melihat sebuah botol didekat kakinya. Dengan refleknya, ia menyambar botol dan langsung dilempar kearah lelaki yang sedang berduaan dengan pacarnya. Lemparan yang tiba-tiba itu membuat lelaki tersebut jatuh tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu, diketahui bahwa Wagiman sering sekali melempar benda-benda disekitarnya saat merasa marah. Selain itu, tidak hanya saat marah, Wagiman juga seperti itu saat ia melihat orang-orang asing. Ia selalu mudah curiga terhadap orang-orang tak dikenal yang berlalu lalang didepan kosnya. Tidak segan ia melempar orang yang dianggap berbahaya tanpa melihat terlebih dahulu.
Sejak kecil, Wagiman sering kali mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan oleh teman-temannya. Teman-temannya sering mengejek dengan sangat menyakitkan karena kebetulan Wagiman berasal dari keluarga yang pas-pasan. Awalnya Wagiman bisa bersabar. Ia tetap bisa berkepala dingin saat menghadapi teman-temannya. Namun akhirnya, ejekan yang bertubi-tubi itu bisa membuat Wagiman lepas kendali. Ia memukuli orang yang mengejeknya hingga tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi orang-orang yang berani mengganggunya.
Wagiman juga pernah mengalami kejadian yang tak mengenakkan lainnya. Suatu hari, ada dua orang lelaki yang sedang jongkok disamping rumahnya. Kehadiran mereka tidak diperdulikan oleh Wagiman. Keesokan harinya, dua orang lelaki tersebut kembali terlihat sedang mondar-mandir didekat rumahnya. Pada hari berikutnya saat pulang sekolah, ia sangat terkejut. Sesampai dirumah, ia melihat ibunya terkulai bersimbah darah. Ternyata dirumahnya telah terjadi perampokan. Setelah kejadian itu, ia mudah sekali curiga pada orang asing yang sering berlalu lalang didekat tempat tinggalnya.
KESIMPULAN
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya teruju kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter.
Teori ini lebih mengedepankan agar seorang konselor mampu menggali pengalaman-pengalaman yang terjadi pada seoang klient sehingga dapat merekonstruksi kepribadian konseli tersebut.
Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut :
  • Asosiasi bebas
  • Interpretasi
  • Analisis mimpi
  • Analisis dan interpretasi transferensi
  • Analisis dan interpretasi resistensi
Konsep manusia yaitu sebagai determinasi oleh pikiran pikiran kekuatan irasional, motivasi motivasi tidak sadar, kebutuhan kebutuhan dan dorongan dorongan biologis dan naluriah oleh peristiwa peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya.
Tingkah laku manusia yakni :
1.      Ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting instingnya
2.      Dikendalikan oleh pengalaman pengalaman masa lampau dan di tentukan oleh faktor faktor interpersonal dan intrapsikis.


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Ruswandi, Uus. 2010. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung : CV. Insan Mandiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar