Banyak ragam definisi yang merujuk kepada pengertian psikologi sebagai ilmu jiwa yang menekankan perhatian studinya pada manusia, terutama pada perilaku manusia (human behavior or action). Hal ini dapat dipahami oleh sebab perilaku merupakan fenomena yang dapat diamati dan tidak abstrak. Sedang jiwa merupakan sisi dalam (inner side) manusia yang tidak teramati tetapi penampakannya tercermati dan tertangkap oleh indera, yaitu lewat perilaku. (Siswantoro, 2003 ; 26).
Perilaku
manusia sangat beragam, tetapi memiliki pola atau keterulangan jikan diamati
secara cermat. Pola atau keterulangan inilah yang ditangkap sebagai fenomena
dan seterusnya diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu. Sebagai misal,
perilaku yangberhubungan fenomena frustasi atau kecemasan (anxienty). Pemahaman
fenomena kejiwaan tersebut dapat dilakukan lewat perilaku seperti apa yang
diucapkan dan diperbuat penanggung frustasi dan anxienty. Ucapan dan perbuatan
tadi menjadi bahan observasi dan seterusnya diidentifikasi sebagai kategori :
repression, aggression, projection atau kategori lain. Demikian pula perilaku
seseorang yang menanggung gejala jiwa tak normal (abnormal) dapat dipilah-pilah
ke dalam kategori hysteria, fobia, depresi dan lain-lain.
PEMBAHASAN
A.Konsep Dasar dan Definisi Psikoanalisa.
1. Hakikat manusia
Freud berpendapat bahwa manusia berdasar pada
sifat-sifat Anti Rasionalisme, Rene Descartes adalah tokoh yang pertama kali
meletakkan dasar teori rasional dalam wacana filsafat Modern, terutama pada
kesadaran budi (akal/rasio) sebagai upaya pencapaian kebenaran (antoposentris).
Menurutnya, rasio menjadi sumber dan pangkal segala pengertian, sedangkan budi
memegang pimpinan dalam segala pengertian. Yang termasuk ke dalam hakikat
manusia antara lain:
Pandangan tentang manusia
·
Manusia
cenderung pesimistik, deterministik, mekanistik dan reduksionistik.
·
Manusia
dideterminasi oleh kekuatan-kekuatn irasional, motivasi-motivasi tidak sadar,
kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah oleh
peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari kehidupannya.
·
Tingkah laku
manusia
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
biologis dan insting-instingnya,
dikendalikan oleh
pengalaman-pengalaman masa lampau dan ditentutkan oleh faktor-faltor
interpersonal dan intrapsikis.
1.
Pandangan
tentang Kepribadian
2.
Tingkatan
Kesadaran.
3.
tingkatan yang
memiliki fungsi mengingat, menyadari, dan merasakan sesuatu secara sadar.
4.
Kesadaran ini
memiliki ruang yang terbatas dan tampak pada saat individu menyadari berbagai
stumulus yang ada disekitarnya.
5.
Tingkatan
kesadaran yang menyimpoan ide, ingatan, dan perasaan yang berfungsi mengantarkan
ke tingkat kesadaran.
6.
Bukan
merupakan bagian dari tingkat kesadaran, tetapi merupakan tingkatan lain yang
biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyedari sesuatu Ketidaksadaran.
7.
Tingkatan
dunia kesadaran yang terbesar dan sebagai bagian terpenting dari struktur
psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya
yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam ketidaksadaran.
8.
Tingkah laku
manusia sebagian besar didorong oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di
tingkat ketidaksadaran ini.
9.
Struktur
Kepribadian.
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan yang
bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait dengan
tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif, dinamis
dan bergerak dengan sendirinya. Selain itu, psikoanalisis tidak lahir dari
penelitian akademis, sebagaimana sistem-sistem lain, namun merupakan produk
konsekuensi terapan praktik klinis.
Penyusunan obeservasi yang dilakukan freud bertujuan untuk menyusun
berbagai pendekatan-pendekatan terapi yang sangat dibutuhkan.
Formulasi-formulasi inilah yang diperluas ke teori psikodinamika perkembangan
kepribadian yang bergantung pada pengurangan ketegangan.
Psikoanalisis merupakan psikologi ketidaksadaran. Perhatiannya teruju
kearah bidang motivasi, emosi, konflik, simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi,
dan sifat-sifat karakter. Psikoanalisis dahulu lahir bukan dari psikologi
melainkan dari kedokteran, yakni kedokteran bidang sakit jiwa. Tokoh utama
psikoanalisa ialah Sigmund Freud. Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya
tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa.
Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan
dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi mereaksi secara
mendalam terhadap dorongan-dorongan tersebut. Manusia bersifat tidak rasional,
tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Konsep
Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik, dan
simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis,
dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif, dan perilaku merupakan fungsi
mereaksi secara mendalan terhadap dorongan-dorongan itu. Manusia bersifat tidak
rasional dan tidak sosial, dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain.
Energi psikis yang paling dasar disebut libido yang bersumber dari dorongan
seksual yang terarah kepada pencapaian kesenangan.
Menurut Freud
teori kepribadian menyangkut 3 hal :
1. Struktur kepribadian yang terdiri dari tiga sistem, yaitu :
v Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli.
v Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
berhubungan dengan dunia kenyataan.
v Super ego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisiona
serta cita-cita masyarakt yang ada di dalam kepribadian individu.
2. Dinamika kepribadian
Terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu
disitribusikan serta digunkan oleh id, ego, dan super ego. Biasanya ada
struktur imajinasi yang berkaitan dengan dinamika kepribadian, adanya relasi
antara hubungan eksternal dan internal yaitu ;
v
Faktor keluarga dan lingkungan
v
Budaya
v
Financial
v
Agama
v
Dan faktor lainnya
3. Perkembangan kepribadian
Kepribadian individu menurutr Freud telah mulai
terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun
hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun
berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
A. Teknik-Teknik Konseling Psikoanalisa
Psikoanalisa disamping sebagai teori kepribadian,
dapat pula berfungsi sebagai teknik analisa kepribadian. Untuk dapat
menerangkan suatu gejala psikoneurose misalnya, agar dapat diusahakan
penyembuhan terhadap penderita yang bersangkutan maka perlu di analisa terlebih
dahulu kepribadian penderita yang bersangkutan. Dalam analisa ini umumnya
dipergunakan 2 cara pendekatan, yaitu pertama-pertama melihat dinamika dari
dorongan-dorongan primitif (khususnya libido).
Teknik-teknik yang dipergunakan
dalam menganalisa kepribadian selanjutnya dipergunakan juga sekaligus sebagai
teknik psikoterapi karena pada prinsipnya psikoanalisa mengakui bahwa kalau
faktor penyebab yang tersembunyi didalam ketidaksadaran sudah bisa diketahui
dan dibawah ke kesadaran maka penderita dengan sendirinya akan sembuh. Sebagai
seorang murid Charcot, Freud masih berpedirian sama dengan Charcot, yaitu bahwa
penyakit biasanya (psikoneurose) umumnya dapat disembuhkan setelah faktor
penyebab dalam faktor ketidaksadaran dapat diketahui.
Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa
adalah sebagai berikut
1.
Asosiasi bebas
Teknik pokok dalam terapai psikoanalisa adalah
asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikiranya adari
pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul
dalam kesadaranya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui
perasaan atau pemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode
ini adalah metode pengungkapan pangalaman masa lampau dan penghentian
emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu, klien
memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.
2.
Interpretasi
Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam
analisis asosiasi bebas, analisi mimpi, analisis resistensi dan analisis
transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan
mengajarkan klien tentang makna perilaku dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi
bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi
adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses
menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
Rambu-rambu
Interpretasi :
- Interpretasi disajikan pada saat gejala yg diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yg disadari klien.
- Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yg dalam (dialami oleh situasi emosional klien).
- Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emo-si atau konflik.
3.
Analisis mimpi
Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari
dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum
terpecahkan, menurut kami(pemakalah)”aspek yang membuat klaen mimpi itu
dikarnakan adanya system imunitas pencernaan otak yang membuat orang itu
bermimpi dan bias saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga terkontaminasi
oleh masalah-masalah pribadinyea sehingga terbawa mimpi”.
4.
Analisis dan interpretasi transferensi
Transferensi (pemindahan).Transferensi muncul dengan sendirinya dalam
proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak
terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan
mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya
ataupun siapapun.
Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut
:
·
Klien memperoleh pemahaman atas
pengalaman-pengalaman tak sadar dan pengaruh masa lampau terhadap kehidupan
sekarang.
·
Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang
diperta-hankan hingga sekarang dan menghambat perkembangan emosinya.
5.
Analisis dan interpretasi resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang
mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi
konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan
timbulnya resistensi.
B.
Proses Konseling Psikoanalisa
Tujuan konseling adalah membentuk kembali struktur karakter individu dengan
membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses dipusatkan pada
usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman
masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa, dan ditafsirkan dengan tujuan
untuk merekontruksikan kepribadian.
Satu karakteristik konseling ini adalah bahwa terapi atau analisa bersikap
anonim(tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukan perasaan dan
pengalamanya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaanya kepada
konselor. Konselor terutama berkenaan dengan membantu klien mencapai kesadaran
diri, ketulusan hati, dan berhubungan pribdi yang lebih efektif, dalam
menghadapi kecemasan melaui cara-cara realistis. Pertama-tama konselor harus
membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan
serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan
perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara,
konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai fungsinya adalah
pempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimapan dalam ketidaksadaran.
Tujuan konseling psikoanalitik adalah :
- Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekonstruksi kepribadian.
- Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidak sadaran.
- Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang lebih adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
- Satu karakteristik konseling psikonalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tak dikenal) dan bertindak sangat sedikit menunjukkan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya kepada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisia.
- Konselor harus membangun hubungan kerja sama dengan klien kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan.
- Menata proses terapeutik yang demikian dalam konteks pemahaman struktur kepribadian dan psikodinamika memungkinkan konselor merumuskan masalah klien secara sesungguhnya. Konselor mengajari klien memaknai proses ini sehingga klien memperoleh tilikan mengenai masalahnya.
- Klien harus menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setiap pertemuan biasa berlangsung satu jam.
- Setelah beberapa kali pertemuan kemudian klien melakukan kegiatan asosiasi bebas. Yaitu klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
- “dan klien memberikan hasil lintasan imajinasi yang terungkap, sehingga dapat di asosiasikan dalam pisikoanalitik ini, dan biasanyea”,menurut penulis.
Sumbangan utama
teori psikoanalisa dalam praktek koseling sangat bermamfaat, terutama dalam
pemahaman individu yang bermasalah. Psikoanalisa yang merupakan teori utama Sigmund Freud, adalah sebuah model perkembangan kepribadian,
filsafat tentang manusia, dan metode konseling dan psikoterapi.
Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari
teori dan praktek psikoanalisa adalah:
1.
Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami,
dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada penanggulangan
penderitaan manusia/sifat yang bermasalah.
2.
Tingkah laku di ketahui sering ditentukan oleh
faktor-faktor tak sadar.
3.
Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki
pengaruh yang kuat terhadap kepribadian dimasa dewasa.
4.
Teori psikoanalisa menyediakan kerangka kerja
yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam
mengatasi kecemasan dengan mengandalkan adanya mekanisme-mekanisme yang bekerja
untuk menghindari luapan kecemasan.
5.
Pendekatan psikonalisia telah memberikan cara
mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi,
resistensi-resistensi, transferensi-transferensi.
Konsep utama
dari teori psikoanalisa diatas sangat membantu menangani individu-individu yang
bermasalah dalam praktek konseling. Ini karena konsep teori psikoanalisa
berasal dari analisis perilaku yang abnormal, sehingga sangat cocok memilih
pendekatan psikoanalisa untuk menangani perilaku yang bermasalah dalam praktek
konseling.
KASUS PSIKOANALISIS
Pada suatu ketika, Wagiman
berjalan-jalan disekitar lingkungan sekolah. Tiba-tiba, ia melihat pacarnya
sedang berduaan dengan lelaki lain. Melihat kejadian itu, ia langsung murka.
Tidak sengaja, ia melihat sebuah botol didekat kakinya. Dengan refleknya, ia
menyambar botol dan langsung dilempar kearah lelaki yang sedang berduaan dengan
pacarnya. Lemparan yang tiba-tiba itu membuat lelaki tersebut jatuh tak
sadarkan diri. Setelah kejadian itu, diketahui bahwa Wagiman sering sekali
melempar benda-benda disekitarnya saat merasa marah. Selain itu, tidak hanya
saat marah, Wagiman juga seperti itu saat ia melihat orang-orang asing. Ia
selalu mudah curiga terhadap orang-orang tak dikenal yang berlalu lalang
didepan kosnya. Tidak segan ia melempar orang yang dianggap berbahaya tanpa
melihat terlebih dahulu.
Sejak kecil, Wagiman sering kali
mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan oleh teman-temannya. Teman-temannya
sering mengejek dengan sangat menyakitkan karena kebetulan Wagiman berasal dari
keluarga yang pas-pasan. Awalnya Wagiman bisa bersabar. Ia tetap bisa berkepala
dingin saat menghadapi teman-temannya. Namun akhirnya, ejekan yang bertubi-tubi
itu bisa membuat Wagiman lepas kendali. Ia memukuli orang yang mengejeknya
hingga tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu, tidak ada lagi orang-orang yang
berani mengganggunya.
Wagiman juga pernah mengalami kejadian
yang tak mengenakkan lainnya. Suatu hari, ada dua orang lelaki yang sedang
jongkok disamping rumahnya. Kehadiran mereka tidak diperdulikan oleh Wagiman.
Keesokan harinya, dua orang lelaki tersebut kembali terlihat sedang
mondar-mandir didekat rumahnya. Pada hari berikutnya saat pulang sekolah, ia
sangat terkejut. Sesampai dirumah, ia melihat ibunya terkulai bersimbah darah.
Ternyata dirumahnya telah terjadi perampokan. Setelah kejadian itu, ia mudah
sekali curiga pada orang asing yang sering berlalu lalang didekat tempat
tinggalnya.
KESIMPULAN
Psikoanalisa merupakan suatu metode penyembuhan
yang bersifat psikologis dengan cara-cara fisik. Psikoanalisa jelas terkait
dengan tradisi jerman yang menyatakan bahwa pikiran adalah entitas yang aktif,
dinamis dan bergerak dengan sendirinya. Psikoanalisis merupakan psikologi
ketidaksadaran. Perhatiannya teruju kearah bidang motivasi, emosi, konflik,
simpton-simpton neurotik, mimpi-mimpi, dan sifat-sifat karakter.
Teori ini lebih mengedepankan
agar seorang konselor mampu menggali pengalaman-pengalaman yang terjadi pada
seoang klient sehingga dapat merekonstruksi kepribadian konseli tersebut.
Adapun teknik-teknik dasar konseling psikoanalisa adalah sebagai berikut :
- Asosiasi bebas
- Interpretasi
- Analisis mimpi
- Analisis dan interpretasi transferensi
- Analisis dan interpretasi resistensi
Konsep manusia yaitu
sebagai determinasi oleh pikiran pikiran kekuatan irasional, motivasi motivasi
tidak sadar, kebutuhan kebutuhan dan dorongan dorongan biologis dan naluriah
oleh peristiwa peristiwa psikoseksual yang terjadi pada masa lalu dari
kehidupannya.
Tingkah laku manusia yakni
:
1. Ditunjukan untuk memenuhi
kebutuhan biologis dan insting instingnya
2. Dikendalikan oleh
pengalaman pengalaman masa lampau dan di tentukan oleh faktor faktor
interpersonal dan intrapsikis.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Ruswandi, Uus. 2010. Pengembangan Kepribadian
Guru. Bandung : CV. Insan Mandiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar